• 28 January 2015

    F-35
    Anda pasti sudah tahu bahwa F-35 Lightning II adalah pesawat tempur siluman multiperan generasi kelima yang dibuat oleh Lockheed Martin di fasilitasnya di Fort Worth, Texas, Amerika Serikat. Tapi yang mungkin Anda tidak tahu adalah bahwa saat ini lebih dari 100 pesawat telah diserahkan dan sedang diterbangkan oleh pilot AS dan pilot internasional di enam lokasi di Amerika Serikat.
    Berikut adalah lima hal lainnya tentang F-35 Lightning II yang mungkin Anda tidak ketahui:
    1. F-35B adalah pesawat STOVL supersonik pertama
    F-35B STOVL
    Ini baru pertama kali dalam sejarah penerbangan, F-35B merupakan pesawat tempur short-take off and vertical-landing (STOVL) atau lepas landas pendek dan mendarat vertikal yang mampu terbang melampaui kecepatan suara. F-35B merupakan salah satu varian dari F-35 yang digunakan oleh Korps Marinir AS. Pada tanggal 10 Juni 2010, Letkol Matt Kelly, pilot percontohan Korps Marinir AS  menerbangkan F-35B STOVL dengan kecepatan Mach 1,07 atau 1.311 kilometer per jam. Uji coba dilakukan di ketinggian 30.000 kaki di sekitar Naval Air Station Patuxent River, Maryland.
    2. F-35 adalah satu-satunya pesawat yang pilotnya dapat melihat sekeliling melalui helm
    Helm F-35

    Helmet Mounted Display Systems (HMDS) yang khusus dibuat untuk F-35 akan memproyeksikan informasi pada visor helm, berbeda dengan Heads-up Display (HUD) biasa. HMDS memberikan semua informasi yang dibutuhkan pilot F-35 untuk melakukan misinya dan kembali ke pangkalan dengan selamat tanpa harus kehilangan kewaspadaan.
    Distributed Aperture System (DAS) pada F-35 merupakan rangkaian dari enam kamera inframerah yang dipasang di sekitar pesawat yang akan mengirimkan citra real-time ke helm, yang membuat pilot mampu melihat 'menembus' badan pesawat. Pilot dapat melihat lingkungan sekitar mereka dengan jelas baik siang atau malam hari. DAS juga sepenuhnya terintegrasi dengan sensor lain dalam pesawat, jadi jika radar F-35 ini mendeteksi sesuatu yang menarik, perangkat lunak DAS akan menganalisanya dengan cermat dan memberikan 'warning' kepada pilot jika itu adalah ancaman.
    3. F-35 adalah pesawat tempur siluman pertama yang dijual di luar Amerika Serikat
    F-35
    F-35 dikembangkan melalui program "Joint Strike Fighter" di awal 1990-an. Tujuan dari proyek ini adalah untuk menciptakan pesawat tempur generasi kelima yang dapat diekspor ke luar negeri. Akhirnya proyek ini berhasil melahirkan pesawat tempur siluman, yang dikenal sebagai F-35, dengan tiga varian dan sembilan negara mitra pembuatnya: Australia, Kanada, Denmark, Italia, Belanda, Norwegia, Turki, Inggris dan Amerika Serikat.
    Israel, Jepang, dan Korea Selatan juga telah bergabung ke dalam program ini melalui Foreign Military Sales (FMS) atau penjualan militer asing. Dengan semakin banyaknya sekutu yang menerbangkan F-35, koalisi akan semakin kuat karena setiap pesawat dapat berbagi informasi pertempuran secara real-time.
    4. Kokpit F-35 dari seluruh varian dan yang dijual ke asing sama persis
    3 varian F-35
    Tidak seperti pesawat-pesawat AS sebelumnya, kokpit F-35 dilengkapi dengan kaca layar sentuh besar agar pilot mudah berinteraksi dengan sentuhan, cursor hooking dan pengenalan suara. Dengan teknologi baru ini, pilot dapat mengubah ukuran, lokasi, dan isi dari apa yang tampil pada layar, termasuk jendela besar dengan Tactical Situation Display (TSD). Pilot dapat memanipulasi panel kontrol dan berinteraksi dengan layar terpisah hanya dengan perintah sederhana. Dengan penggunaan sensor fusion, pilot juga dapat melihat gambar operasional yang terintegrasi di TSD. Sensor fusion memberikan gambaran situasi pertempuran yang mudah dipahami oleh pilot.
    5. Hampir 300.000 bagian dengan sekitar 11.000 nomor bagian unik yang digunakan untuk membuat F-35
    Perakitan F-35
    Seluruh komponen yang diperlukan untuk membangun F-35 berada di pabrik Lockheed Martin di Fort Worth, Texas. Proses produksi F-35 berdasarkan prinsip-prinsip manufaktur yang telah teruji, peralatan generasi terbaru dan tenaga kerja yang terampil. Strategi produksi F-35 berdasarkan moving component assemblies, seperti sayap dan bagian depan pesawat, dari satu pesawat ke pesawat lainnya. Ritme produksi semacam ini akan meningkatan efisiensi, menurunkan biaya dan menghemat waktu, dan posisi pekerja untuk mencapai standar kerja pada setiap pekerjaan. Lihat video dibawah.


    0 comments

  • Nisekoi Template Designed by Johanes Djogan

    ©2016 - ReDesigned By Ani-Sudo