• 03 February 2015

    Musim hujan memang merupakan waktu terbaik untuk nyamuk penyebab demam berdarah berkembang biak. Buktinya, masih pada awal bulan Februari 2015 terdapat 55 kasus DBD di Minahasa Utara.
    Kecamatan Kalawat Minahasa Utara (Minut) yang sudah ada 23 kasus DBD. “Pada Januari sampai Februari tahun 2015 ini sudah ada 23 warga Kecamatam Kalawat yang dilaporkan menderita DBD,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) dr Sandra Rotty Selasa (3/2/2015).
    Menurut dr Sandra, selain Kecamatan Kalawat terdapat Kecamatan Airmadidi, Kolongan, Kauditan dan beberapa kecematan lainnya diserang DBD. Berdasarkan data tahun 2014 lalu kecamatan Kolongan menjadi daerah tertinggi penyebaran penyakit mematikan tersebut.
    Dijelaskannya, cara terbaik meminimalisir penyebaran DBD, adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan khususnya wadah yang bisa menampung air seperti bak air dan selokan.
    Lanjur dr Sandra, pihaknya sementara turun ke lokasi melakukan pemantauan, pembasmian dan terus menyampaikan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan tetap sehat dan aman dari DBD.
    “Genangan air sekecil apapun menjadi sarang baru nyamuk DBD, karena itu harus rajin dibersihkan. Kami juga meminta warga agar dapat menabur abate di tong, bak air dan sebagainya. Serbuk abate bisa diambil langsung di kantor dinkes atau puskesmas terdekat," ujar Sandra.

    Kepada warga, Rotty mengimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan yakni dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. “Jagalah kebersihan lingkungan. Apalagi saat ini musim penghujan, bersihkan saluran air di sekitar rumah dan jangan sampai ada air tergenang,” terangnya.
    Menurut Rotty, guna mengantisipasi merambahnya DBD, Dinas Kesehatan sudah berupaya melakukan fogging di wilayah yang dianggap sudah ada kasus dan rawan penyebaran nyamuk DBD. “Fogging dan pola 3 M untuk membunuh jentik nyamuk secara kontinu sudah kami lakukan. Dan paling penting partisipasi masyarakat untuk hidup sehat dan membasmi tempat bertelur nyamuk sehingga terhindar dari jentik-jentik nyamuk,” jelas Sandra.
    Sementara Sekretaris Dinkes Minut dr Rina Widayati MKes berkata petugas Dinkes selalu melacak keberadaan korban DBD disetiap rumah sakit.
    Penderita DBD datanya harus positif DBD dan baru petugas turun lokasi terutama di puskemas. Jika positif DBD petugas turun dan dengan radius 200 meter pasien DBD diperiksa apakah ada jenis jentik nyamuk memastikan adanya DBD.
    Petugas juga memberikan Abate di setiap rumah sebab Abate merupakan bahan yang di masukan kedalam air untuk membunuh jentik nyamuk DBD dan Abate ini tidak beracun.
    Jika ada kasus petugas akan melakukan sesuai kriteria kasus DBD yang menonjol, misalnya adanya kasus 1 positif, 3 orang indikasi panas, dan beberapa syarat lainnya. Berdasarkan data pada tahun 2012 kasus DBD sekitaran 140 kasus, tahun 2013 kasus DBD 129 kasus dan mengakhiri tahun 2014 terdapat 116 kasus tanpa ada korban meninggal. Sementara data bulan Januari sampai 3 Februari tahun 2015 sudah ada 55 kasus DBD.
    Data tiap kecamatan yaitu kecamatan Kalawat 23 kasus, Likupang Barat 12 kasus, Likupang Timur 9 kasus, Talawaan 6 kasus, Airmadidi 5 kasus, Dimembe 4 kasus, Likupang Selatan 3 kasus, Wori 2 kasus, Kauditan 1 kasus, Kema kosong. Semua lokasi yang terkonfirmasi telah dilakukan fogging.

    Sumber : manado.tribunnews.com

    0 comments

  • Nisekoi Template Designed by Johanes Djogan

    ©2016 - ReDesigned By Ani-Sudo